Sabtu, 24 Maret 2018
TARUNG DERAJAT
Tarung Derajat adalah seni bela diri berasal dari Indonesia yang diciptakan oleh Achmad Dradjat. Ia mengembangkan teknik melalui pengalamannya bertarung di jalanan pada tahun 1960-an di Bandung. Tarung Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai latihan bela diri dasar oleh TNI Angkatan Darat dan Brigade Mobil Polri.
Tarung Derajat dideklarasikan kelahirannya di Bandung pada 18 Juli
1972 oleh Achmad Dradjat yang biasa dipanggil Aa Boxer. "Box!" adalah salam persaudaraan di antara anggota Tarung Derajat. Tarung Derajat menekankan pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang. Namun, tidak terbatas pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki juga termasuk dalam metode pelatihannya. Tarung Derajat dijuluki sebagai "Boxer". Praktisi Tarung Derajat disebut "Petarung".
Sejak 1990-an, Tarung Derajat telah disempurnakan untuk olahraga. Pada tahun 1998, Tarung Derajat resmi menjadi anggota KONI. Sejak itu, Tarung Derajat memiliki tempat di Pekan Olahraga Nasional. Keluarga Olahraga Tarung Derajat sekarang memiliki suborganisasi di 22 provinsi di Indonesia. Setelah diperkenalkan pada 2011 SEA Games di Palembang, namun Tarung Derajat tidak disertakan pada SEA Games 2013 di Myanmar.
SEMBOYAN
Petarung memiliki jiwa dan perilaku yang tidak menyombongkan diri. Mereka terkesan seperti orang yang penurut dengan sikapnya yang tunduk demi menghindari keangkuhan. Hal tersebut tergambar dalam semboyan Tarung Derajat:
“ Aku ramah bukan berarti takut. Aku tunduk bukan berarti takluk.”
SEJARAH
Berawal dari pengalaman yang tidak menyenangkan dan perjuangan hidup yang keras, AA Boxer panggilan akrab dari Drs. Achmad Drajat selalu mencoba untuk mempertahankan diri dari segala bentuk perkelahian yang kerap dialaminya pada masa muda dahulu. Memang menurutnya pada tahun 1960 an, di lingkungan tempat tinggalnya, AA Boxer sering mendapat tekanan-tekanan yang pada akhirnya terjadi bentrokan secara fisik. Tempat tinggalnya yang terbilang rawan pada masa itu, selalu menjadi tempat perkelahian antar kelompok, bahkan dirinya menjadi ikut terlibat, bukan AA Boxer yang memulai, tetapi timbul dari keadaan yang terpaksa.
Pengalaman hidup yang selalu tidak menyenangkan ini telah membekas pada dirinya. "Dari bosan kalah itulah timbul niat untuk menciptakan beladiri", Akhirnya ia mencoba menciptakan teknik-teknik beladiri yang praktis untuk dapat mengangkat kembali kehormatan dirinya agar tidak selalu menjadi bulan-bulanan lawannya yang bertubuh besar. Setelah ditelaah ternyata dalam perkelahian yang selalu dialaminya, ia menemukan 4 unsur gerakan, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak dan membanting. Dalam benaknya timbul, "Kalau ingin menang dalam berkelahi harus mempunyai cara untuk memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting sendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain". Dari sini diproses, karena pada dasarnya tangan dapat digerakkan secara alamiah sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Semangat dan ketekunan telah membentuk dirinya menjadi mahir untuk membela diri. Kematangan dalam beladiri semakin bertambah tatkala ada orang yang dengan sengaja ingin mencoba dan mengajak beradu fisik. Bahkan memberanikan diri untuk melindungi orang yang merasa tertindas atau disakiti oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Sejak itu, beberapa pemuda berdatangan ingin mempelajari ilmu beladiri yang dimilikinya. Pada saat inilah panggilan dan julukan AA BOXER mulai melekat pada dirinya. Awalnya, AA Boxer tidak berkeinginan untuk mengajari orang untuk beladiri. Ia menciptakan beladiri hanya untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai jurus/gerakan yang baku, tetapi karena beberapa orang tetap memaksa untuk diajarkan beladiri, mulailah mereka diberikan pelajaran ilmu beladiri hasil jerih payahnya. Ini terjadi pada tahun 1968 yang pada saat itu, AA Boxer baru berusia 18 tahun.
Dari beberapa orang, kemudian menyebar dan tumbuh cukup pesat, seperti bola es yang menggelinding makin lama makin besar. Timbul pemikiran untuk membentuk suatu wadah perkumpulan yang mempunyai nama, lahirlah beladiri itu secara ilmiah dari nama panggilan sehari-hari, AA BOXER. Tepatnya tahun 1972, beladiri yang diciptakannya kini sudah memiliki nama. Perjalanan mengajar dan melatih, tumbuh berkembang sampai timbul permintaan untuk mengajar di daerah lain. Renungan dari pengalaman hidup yang diderita dan dijalaninya dengan penuh kesabaran dan tawakal telah menjadikan dirinya tegar dan menumbuhkan rasa percaya diri serta menanamkan keyakinan yang semakin mantap. Perlahan-lahan ditata dan ditinjau kembali teknik dan gerakan yang sudah diciptakan, sehingga kian hari beladiri yang lahir secara alamiah ini mulai menemukan bentuknya. Teknik-teknik yang diyakininya sudah baik mulai dibakukan. Konsepnya untuk menciptakan beladiri yang praktis dan efektif sudah semakin nampak jelas. Semuanya diilhami dari 4 unsur gerakan perkelahian, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting. Menurutnya, sudah kodrat-Nya gerakan-gerakan fisik tersebut ada pada setiap insan manusia yang mutlak bukan milik dari suatu aliran ilmu beladiri lain.
Kedewasaannya yang ikut terbina dengan baik telah membentuk dirinya untuk selalu berfikir positif, nama perkumpulan beladiri AA Boxer terkesan berbau asing dan juga seakan bertentangan dengan idealisme bangsa Indonesia. Menurutnya, beladiri yang telah diciptakan lahir di bumi Indonesia, karena itu nama perkumpulan beladirinyapun harus berasal dari bahasa Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan keinginannya untuk mendaftarkan olahraga beladiri ini masuk menjadi anggota KONI. Akhirnya berubahlah nama perkumpulan beladirinya menjadi TARUNG DRAJAT. Ini diambil dari kata TARUNG yang artinya perkelahian, perjuangan untuk membela diri, sedangkan kata DRAJAT diambil dari namanya Achmad Drajat. Jadi, arti TARUNG DRAJAT adalah cara berjuang mempertahankan diri ala Achmad Drajat.
Pengetahuan fisik dan batin yang juga ikut dipupuk merasa dirinya seolah berkesan dikultus dari namanya. "Kalau kita memakai nama langsung, kita seolah-olah memiliki suatu hal yang sombong atau takabur, jadi nanti akan ada suatu pengkultusan, kita tidak mau dikultuskan oleh anggota", demikian ujarnya ketika menceritakan perubahan TARUNG DRAJAT menjadi TARUNG DERAJAT. Artinya pun berubah menjadi Berjuang mempertahankan diri untuk mencapai suatu tingkat atau kehormatan, karena DERAJAT itu sendiri mempunyai arti tingkat atau kehormatan.
Hasil usaha dan perjuangan yang sebelumnya tidak pernah disangka akan menjadi seperti ini akhirnya tumbuh dan berkembang. Apalagi setelah masuk menjadi anggota KONI pada tahun 1998. Ditunjang oleh semangat dari murid-muridnya, Keluarga Olahraga Tarung Derajat atau yang lebih dikenal dengan KODRAT telah menyebar di 20 propinsi di Indonesia, dan juga sampai ke negara-negara lain khususnya Asia Tenggara. Beladiri yang diciptakan ini memang murni hanya melatih beladiri secara fisik saja, tidak ada unsur lain. Gerakan teknik beladiri yang praktis dan efektif yang dikembangkan ini tidak pernah secara khusus untuk bisa beladiri dengan senjata. Walaupun demikian diajarkan juga cara untuk menghadapi lawan yang menggunakan senjata. "Apakah dapat dikatakan insan beladiri, jika ada orang yang membawa senjata yang bukan bagian dari tugasnya ?", begitulah prinsipnya, "Sebab insan beladiri adalah orang yang ingin menciptakan hidup tenang dan selamat" , tambahnya lagi.
Beladiri Alamiah
"Tarung Derajat murni hanya mengolah fisik saja !", tegasnya. Diakuinya, memang tidak ada unsur mistik yang digunakan untuk menambah kekuatan. Berlatih fisik secara rutin dengan suatu teknik yang sudah diramu dan disesuaikan dengan teknik beladiri ciptaannya, namun tidak bertujuan untuk membentuk badan seperti atlet binaraga. Berlatih fisik untuk beladiri berarti juga berlatih napas, dan ini terjadi secara alamiah, tidak ada latihan pernapasan secara khusus. Memang dianjurkan kepada para anggotanya untuk selalu menyempatkan diri berlatih fisik dan teknik setiap hari selama 1 sampai 2 jam. Karena menurutnya untuk membentuk fisik menjadi kuat, otot dan daging menjadi pejal memerlukan latihan yang keras, disiplin yang tinggi dan dilakukan terus-menerus, sehingga diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, kekuatan dan percaya diri menjadi meningkat.
Kejadian pada masa perkelahian dahulu telah melahirkan teknik beladiri yang terbentuk secara alamiah. Gerakan tangan, kaki, dan juga anggota tubuh lainnya bersumber dari gerakan-gerakan yang biasa dan alamiah dilakukan oleh setiap orang, namun diasah lagi dengan kemasan teknik beladiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang pernah dialaminya. Hingga terbentuklah beladiri Tarung Derajat dengan teknik beladiri yang praktis dan efektif. "Yang namanya praktis adalah tidak neko-neko", tuturnya. Menurutnya lagi, tidak ada latihan untuk menahan napas, atau belajar agar menjadi kuat terhadap air raksa atau juga harus kuat terhadap pukulan besi, "Kalau orang lain bisa, harus kita akui", begitu komentarnya dengan tetap menghargai yang lain.
Setiap anggota Tarung Derajat sudah biasa terdidik secara keras, dengan porsi latihan yang keras, targetnya adalah untuk mencapai dan membentuk anggotanya mempunyai kelembutan hati nurani. Dengan menjadi petarung, perilaku hidup akan menjadi terkendali. "Tidak boleh anggota Tarung Derajat melakukan tindakan yang berlebihan, karena akan mendapat hukuman yang berat", tegasnya ketika mengakhiri pembicaraan.
ARTI LAMBANG
1. Kepalan tangan warna kuning arah ke depan :
Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.
2.Sepasang kilat warna merah
Gambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.
3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putih
Simbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.
SATRIA PEJUANG
Lambang bagi anggota petarung adalah gerakan dua orang sedang bertarung dengan semangat tinggi (diambil dari siluet gerakan Kang Badai dan Kang Rimba). Para petarung memiliki sebutan ksatria pejuang dan pejuang ksatria.
Inti dari pelatihan Tarung Derajat, seperti digariskan Sang Guru, adalah untuk meningkatkan DERAJAT kehidupan dan kehormatan anggota. Dari situ pula lahir filosofi Tarung Derajat, yakni “Jadikanlah dirimu oleh diri sendiri”.
MATERI LATIHAN TARUNG DERAJAT
A. Garis Besar Pembelajaran Beladiri Tarung Derajat
Beladiri tarung derajat semenjak jadi tuntutan sebagai sebuah proses pembelajaran dalam tuntutan pelatihan pada lapisan masyarakat, maka Perguruan Pusat atau operasional pada Satuan Latihan (Satlat) harus memiliki garis besar pembelajaran sebagai basis inti tuntutan kurikulum. Sebagai kurikulum inti tarung derajat telah disusun sistematika materi pelatihan secara berjenjang/tingkatan (kurata) mulai dari kurata I sampai kurata VII dan tingkat pengabdian tarung derajat “Zat” (Dradjat, 2003).
Garis besar pembelajaran disusun adalah sebagai berikut:
Kurata Materi yang dilatihkan Sabuk/beat
* I:
1. Sikap dasar,
2. Gerakan dasar tangan (siaga ditempat),
3. Gerakan dasar tangan (Siaga silang),
4. Gerakan dasar kaki/tendangan,
5. Jurus wajib; Gerak Langkah Dasar (GLD). Putih
* II:
1. Gerakan tangan,
2. Gerakan kaki,
3. Teknik bertahan menyerang,
4. Jurus wajib; Drajat Satu
5. Kekuatan/ daya tahan. Hijau strip satu orange
* III:
1. Pengulangan Gerakan kurata I dan II,
2. Gerakan tangan dan kaki,
3. Jurus wajib; Jurus dasar (judas)
4. Teknik bertahan menyerang dari kaki,
5. Teknik tarung
6. Keterampilan / ketahanan fisik. Hijau strip dua orange
* IV:
1. Jurus wajib; drajat dua
2. Teknik daya gempur
3. Teknik bertahan menyerang lanjutan/ serangan dari 3 orang (tiga arah),
4. Teknik menghadapi senjata gengam,
5. Rangkaian gerak bertahan menyerang. Biru strip satu
orange
* V:
1. Jurus wajib; drajat Tiga
2. Rangkaian gerak bertahan menyerang lanjutan/ serangan dari 3 orang lebih,
3. Filosofi dan rahasia Tarung Derajat,
4. Pendalaman teknik-teknik gerakan,
5. Kepraktisan bertahan menyerang. Biru strip dua orange
* VI:
1. Jurus wajib; Jurus GHADA satu.
2. Rangkaian gerak daya gempur.
3. Keterampilan diri. Merah strip satu hitam
* VII:
1. Jurus wajib; Jurus GHADA dua.
2. Rangkaian gerak daya gempur lanjutan.
3. Keterampilan teknik perorangan. Merah strip dua hitam
* Zat
1. Tingkat lanjutan kurata,
2. Pengabdian diri secara filosofis “wujud” hakekat tarung derajat sesungguhnya dan Ilmu yang berarti “kosong dan isi”. Hitam
sumber gambar:
1.https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSIX7jAF9j4hXJm7GX59NOsdj8p6o_m9Dspm4WBM69EEC1z3wY0iDlUIrM
2.https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/1/17/Lambang_Tarung_Derajat.jpeg/200px-Lambang_Tarung_Derajat.jpeg
3.https://kodratbuleleng.files.wordpress.com/2011/01/logo-warna.jpg
sumber artikel:
1.http://aaboxer123.blogspot.co.id/2016/02/tarung-derajat-dari-wikipedia-bahasa.html?m=1
2.http://aaboxer123.blogspot.co.id/2016/02/sejarah-tarung-derajat.html?m=1
3.http://aaboxer123.blogspot.co.id/2016/02/arti-lambang-tarung-1.html?m=1
4.http://aaboxer123.blogspot.co.id/2016/02/satria-pejuang-lambang-bagi-anggota.html?m=1
5.http://aaboxer123.blogspot.co.id/2016/02/materi-latihan-tarung-a.html?m=1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar