Minggu, 25 Maret 2018
Shorinji Kempo (少林寺拳法)
Shorinji Kempo (少林寺拳法) atau yang di Indonesia dikenal dengan “kempo” merupakan seni bela diri yang berasal dari Jepang. Kaiso (Doshin So) lah yang telah menciptakan Shorinji Kempo di tahun 1947.
- Shorinji
Jika ditulis kanji : 少林寺, jika ditulis hiragana : しょうりんじ jika ditulis romaji (huruf latin/yang biasa dipakai di Indonesia) menjadi “shourinji”, dibaca “syourinji”, artinya : “kuil hutan bambu atau kuil shaolin”. Di Indonesia ditulis “shorinji” saja.
- Kempo
Kanji : 拳法 , hiragana : けんぽう, romaji : “kenpou”, dibaca : “kempou”, artinya : “seni pertahanan diri China atau aturan dan jalan hidup”. Untuk memudahkan membacanya di Indonesia ditulis “kempo” saja.
Jiwa dan raga merupakan kesatuan yang tak terpisahkan (心身一如: shinshin ichinyo) dan melatih raga dan jiwa (拳禅一如: kenzen ichinyo) merupakan filosofi dasar dalam latihan kempo. Oleh karena itu Kempo mempunyai tiga manfaat yaitu: “pelatihan dan pertahanan diri”(護身錬鍛: goshin rentan), “pelatihan mental” (精神修養: seishin shuyo) dan “meningkatkan kesehatan”(健康増進: kenko zoshin).
1. JANJI DAN IKRAR KENSHI
JANJI
Kami berjanji : Akan tetap bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati atasan, tidak meremehkan bawahan, saling mengasihi, saling menolong.
Kami berjanji : Akan tunduk pada pimpinan, mengikuti latihan tanpa keraguan, sebagai insan yang murni.
Kami berjanji : Akan mengamalkan ajaran Kempo, bagi masyarakat banyak, dan tidak hanya untuk kepentingan pribadi.
IKRAR
Kami Putra Indonesia : Pecinta Tanah Air, bertekad mempertinggi martabat bangsa.
Kami Putra Indonesia : Pembela kebenaran dan keadilan, berprikemanusiaan, bersopan santun, senantiasa mengutamakan, kepentingan bangsa dan negara, diatas kepentingan pribadi.
2. BUSHIDO
Dari huruf kanji ( China / Jepang-nya tertulis ( Tombak ) si stop Bu. Ini kiasannya ialah “ menolak serangan “ ; bagaimana menolak serangan secara sempurna ? Kita harus bayangkan bahwa “ serangan “ itu bukan sekedar pukulan atau tendangan lawan. “ Serangan “ dalam arti kata luas meliputi juga “ cobaan”;”kesulitan”;tekanan mental/phisik, rasa dendam, iri, emosi, dan sebagainya, itu semua mesti dikuasai. Dikuasai mulai dari menguasai diri ( taklukan dirimu ) dan menguasai lawan / serangan.
Di dalam proses pendidikan bela diri harus dilihat bahwa “ serangan “ itu mungkin saja datang setiap saat dan sepanjang masa hidup. Oleh karena itulah “persiapan diri “ kita juga harus komplit, bukan sekedar latihan teknik – teknik bela diri saja, juga latihan ketahanan mental, ketahanan phisik sepanjang masa.
Dengan latihan tersebut kita akan terbiasa menjadi orang yang sportif, bijaksana, berpikiran luas, tidak cepat tersinggung, pandai menghargai orang lain dan juga secara badaniah sehat dan kuat.
Kalau BU artinya ajaran kesatriaan, maka BUSHI ( SHI atau kesatria ) artinya kesatria yang mengikuti pendidikan Kesatriaan. BUSHIDO ( DO=jalan/alur/cara ) artinya “ dengan jalan kesatria “ . Sering kita pakai istilah “ bermental BUSHIDO “ yang secara tepat kita samakan artinya dengan SPORTIF atau TAHAN UJI. Memang begitulah. Bagaimana dengan praktek latihan rutin kita ? Lihatlah umpamanya peraturan – peraturan dan ketentuan serta cara – cara latihan kita, mulai dari pakaian, sikap,baris, chi-kon, gerakan – gerakan, dan sebagainya, semua harus benar, rapi dan 100% dikerjakan.
MENGAPA ANDA KENA MAKI SEMPAI? MENGAPA SEMPAI KENA MAKI SENSAI?
Lantaran tentunya gerak dan sikap belum sempurna dan juga untuk terbiasa menerima “ TEKANAN BATHIN “ berupa makian atau bentakan – bentakan dan “ TEKANAN BADAN “ berupa teknik – teknik yang sakit dan ilmu.
3. Konggo Zen
– Merupakan pecahan dari aliran budhisme
– Disebut juga Zen Utara (karena berasal dari daerah utara propinsi Honan, Zen lainya disebut Nan Zen atau Zen selatan)
– Calon biksu tidak cukup jika hanya bersemedi saja untuk mencapai syahdu/kosong
– Mengharuskan pengikutnya melakukan Zen (semedi) di tambah latihan jasmani-beladiri
– Ajaran yang terpenting adalah bahwa apa yang disebut surga atau neraka tidak hanya terdapat setelah kita meninggal dunia, tetapi nyata dan ada di hadapan serta terdapat dalam diri kita sendiri. Cara mencapai surga adalah bersemedi dan beladiri.
4. FALSAFAH BELADIRI SHORINJI KEMPO
1. Ken Zen Ichi nio (ken = berkelahi, Zen = bersemedi, Ichi = satu, Nio = badan)
– Dalam Shorinjikempo, berkelahi dan bersemedi dilakukan dalam satu badan.
2. Shu Syu Ko Ju (Shu = diutamakan, Syu = bertahan, Ko = menyerang, ju = disesuaikan)
– Dalam ilmu Shorinji Kempo lebih diutamakan bertahan dari pada menyerang, dan serangan disesuaikan dengan keadaan lawan.
3. Go ju ittai ( Go = kasar, Ju = lemah, Ittai = bersama-sama)
– Dalam berlatih Kempo, harus menguasai Goho dan Juho secara bersama-sama.
4. Fusatsu Fugai (fu = tidak/tanpa, satsu = membunuh, gai = menyakiti/merugikan)
– Dalam Shorinji Kempo, diusahakan mengalahkan lawan tanpa menyakiti – membunuh.
5. Komite Shutai (Kumite = berpasangan, Shutai = diutamakan)
– Dalam Shorinji Kempo, harus berlatih secara berpasangan.
6. Riki Ai Funi
– Dalam Shorinji Kempo terdapat penyatuan kekuatan dan rasa kasih sayang.
5. ATEMI NO GO YOSHO ( Lima syarat / unsur serangan )
Betapapun kerasnya pukulan atau tendangan atau Atemi Lainnya ia tidak akan efektif tanpa memenuhi seluruh lima unsur / syarat serangan . Adapun lima unsure tersebut yakni :
1. KYU SHO ( Titik Kelemahan )
Seperti sudah pernah diajarkan, dalam tubuh manusia ini terdapat banyak sekali Titik Kelemahan. Penting sekali bagi kita untuk menghafal dan dengan sekejap dapat menemukan letaknya titik kelemahan tersebut, terlebih-lebih terhadap badan yang sadang bergerak. Secara umum titik kelemahan yang di kenal untuk permainan Kempo ada 138 tempat. Adalah menjadi syarat utama untuk dengan sempurna memasukan serangan kita ke “ spot “ itu.
2. MA AI ( Jarak Sasaran )
Zpenting untuk diingat dan dirasa penentuan jarak jangkau antara lawan dan kita. Jarak di sini bukannya agar dapat terkena tetapi sasaran harus kena pada saat pukulan / tendangan kita mencapai titik optimumnya, dengan keadaan kuda – kuda yang terkuat. Untuk itu setelah “ terasa “ jarak cukup maka harus diperhitungkan gerak pundak, pinggul, dan sebagainya agar jarak tersebut tidak “ lepas “ lagi.
3. KAKU DO ( Sudut Sasaran )
Untuk lebih mengefektifkan serangan, maka tidak semua titik kelemahan dapat dimatikan dengan serangan yang sama. Serangan ke SUI-GETSU misalnya hanya efektif pada 10 derajat – 15 derajat . Demikian juga titik kelemahan lain, lain pula sudut serangannya.
4. SHYOKU DO ( Kecepatan Serangan )
Dalam melaksanakan serangan, makin cepat serangan itu mendarat, makin baik. Ini bukan berarti bahwa serangan itu harus dilakukan terburu – buru, melainkan kecepatan “ di jalan “ sampai sasaran. Betapa kerasnya buku – buku atau otot – otot kita akan terkalahkan oleh speed serangan yang mengenai titik kelemahan. Sarung tinju yang berisi yang berisi spoons yang kenyal dan lembek itu pun ika dilancarkan dengan kecepatan tinggi dapat menghasilkan “ Knock out “ , juga lipatan kertas koran jika disabetkan dengan kecepatan tinggi dapat memutuskan sumpit, begitulah contohnya. Memukul benda – benda keras, bukan hanya melukai kulit luar saja, tetapi sesuai dengan jaringan – jaringan syaraf yang juga rusak, maka akan membawa akibat kelainan – kelainan internal tubuh lawan.
5. KYO JITSU ( Kebulatan tekad )
Kebulatan hati di sini mencakup kebulatan mental dan phsik, artinya kita siap lahir batin untuk melancarkan serangan. Sebenarnya melakukan ATEMI itubukan hanya tenaga lawan, tetapi juga kekuatan mental lawan. KYU JITSU phisik kelihatan dalam sikap Gamae kita .
KYU JITSU mental, misalnya kalau kita “ lengah “ atau “ kendor “ semangat kita, maka saat beberapa detik itu dapat mengakibatkan kecelakaan fatal bagi kita atau “ kendor “-nya kesiapan kita itu membuat pukulan / tendangan kita menjadi “ tidak berisi “ atau terbaca lawan, sehingga sia- sialah tenaga yang kita keluarkan.
Demikianlah jika serangan kita ingin efektif berisi dan mantap maka tidak satu syarat pun boleh tertinggal. Tiada cara lain untuk menyempurnakan refleks, kecepatan, pengenalan titik kelemahan, dan sebagainya, selain berlatih dengan keras dan penuh variasi gerakan di DOJO dengan diperlengkapi alat – alat ( Do ) untuk mempraktekan dengan sesungguhnya bagaimana rasanya serangan
6. Gakka (Teori)
1. Tai-sabaki
2. Tachi-kata
3. Kihon-bogi
4. Kari-ashi
5. Gatame
6. Ashi-sabaki
7. Silabus sampai Shodan (I DAN)
8. Pembinaan Wilayah
* Turut aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah/pekerjaan dan lingkungan sekitar.
* Mengetahui dengan teliti situasi di wilayahnya, misalnya di sekolah, gedung – gedung penting, pos polisi, pos pemadam, poliklinik, kelurahan,dsb. Sehingga senantiasa dapat memberikan pertolongan bagi yang memerlukan.
* Hadir dan memperhartikan kegiatan-kegiatan beladiri lainnya di wilayahnya.
* Mengadakan latihan secara reguler dan tertib di wilayahnya.
* Mengadakan hubungan baik dengan pejabat / instansi pemerintah setempat.
* Dan lain – lain tindakan yang dapat membuat nama PERKEMI bertambah harum.
KASIH SAYANG TANPA KEKUATAN ADALAH
KELEMAHAN,
KEKUATAN TANPA KASIH SAYANG ADALAH
KEZALIMAN.
sumber gambar:
https://shorinjikempoboyolali.files.wordpress.com/2016/08/doshin-so-meditating.jpg?w=748
sumber artikel:
1.https://shorinjikempoboyolali.wordpress.com/pengertian-shorinji-kempo/
2.https://perkemidojobireuen.wordpress.com/8-ringkasan-pelajaran-kempo/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar